Masih tentang E. Sakazakii - Dampak & Gejalanya pada Anak

Masih penasaran, saya cari lagi info mengenai bakteri yang satu ini. Dalam salah satu pernyataan BPOM, yang saya temukan di blog ini, katanya E. Sakazakii mengakibatkan diare yang berbahaya. "Secara klinis cemaran Enterobacter sakazakii menimbulkan diare yang bila tidak diobati dapat menimbulkan dehidrasi yang dapat berakibat fatal," begitu kutipan dari pernyataan tersebut.

Saya coba cek di google, nemu satu slideshow dari food and drug administration - fda.gov, yang dalam salah satu slide-nya mencantumkan gejala-gejala yang muncul. Meski saya tidak paham benar bahasa yang digunakan, tapi yang saya tangkap adalah, bukan seperti diare, karena disebut sebagai bloody diarrhea. Jadi, saya harus meralat komentar saya di posting sebelumnya, bahwa kayaknya E. Sakazakii tidak mengakibatkan mencret-mencret, melainkan lebih parah, BAB dengan darah!

Sementara dari the society for food science and tchnology - ift.org, ada sebuah publikasi yang menunjukkan beberapa sumber penyakit, beserta gejala-gejala dan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi bakteri/virus tersebut. Ini salah satu tabel yang dimuat di dalamnya. Cuma penyakit semingitis dan enteritis yang dituliskan disitu sebagai akibat dari infeksi Sakazakii. Sumber kontaminasinya, memang dari Susu bubuk formula. Dapatkan filenya (.pdf) disini.


Ada yang punya data lebih akurat tentang gejala dan dampak E. Sakazakii? Share dong...

Enterobacter Sakazakii dan Salmonella dalam Susu Bubuk Formula

Karena sedang jadi bahan pembicaraan dimana-mana, saya jadi penasaran sebenarnya apa sih bakteri yang namanya keren banget, Enterobacter Sakazakii ini. Dari penelusuran saya, banyak sekali artikel di luar negeri yang membahas ini, dan yang agak mengejutkan saya, ternyata Salmonella juga disebut-sebut. Salmonella, mungkin lebih familiar, sebagai penyebab diare, terutama pada anak.

Dalam sebuah publikasi terbitan WHO, berjudul Enterobacter Sakazakii and Salmonella in Powdered Infant Formula. Meeting Report, ditulis:

A review of E. sakazakii infections worldwide expanded the findings of the 2004 meeting. While noting that E. sakazakii has caused invasive infection in all age groups, the meeting reiterated the findings of the 2004 FAO/WHO meeting that infants appear to be the group at particular risk. It also highlighted that neonates (<28> An analysis of 45 cases indicated that there appear to be two distinct infant groups in terms of the syndrome developed as a result of an E. sakazakii infection – premature infants who develop bacteraemia outside of the neonatal period (with most cases occurring in infants under 2 months of age) and term infants who develop meningitis during the neonatal period. This difference in timing of infection may however be related to differences in timing of exposure to E. sakazakii rather than differences in susceptibility, but it was also noted that any infant could develop either syndrome at any age.

Agak sulit menerjemahkan laporan ini karena banyaknya istilah medis yang saya tidak mengerti, jadi saya cuma berani menggarisbawahi beberapa hal yang saya mengerti, misalnya mengenai anak sebagai target yang paling berisiko. Paling tidak ini memberi gambaran kepada kita, bahwa ASI Eksklusif 0-6 bulan HARUS benar-benar dilakukan, agar terhindar dari risiko ini. Anda dapat mengunduh laporan lengkapnya disini.

Dalam web yang lain, obgyn.net, saya temukan juga ulasan tentang penyakit-penyakit yang berisiko akan muncul jika bayi terinfeksi bakteri E. Sakazakii . Disana juga dilaporkan bahwa dalam percobaan, bakteri ini dapat bertahan hidup dibawah suhu 58 derajat Celcius, dalam kondisi tertentu. Berikut kutipannya:

"The presence of low levels of Enterobacter sakazakii in dried infant formula have been linked to outbreaks of meningitis, septicemia, and necrotizing enterocolitis in neonates, particularly those who are premature or immunocompromised. In the current study, the ability of 12 strains of E. sakazakii to survive heating in rehydrated infant formula was determined at 58 degrees C with a submerged coil apparatus," scientists in the United States report.

Dari Wiki, saya temukan pengertian penyakit meningitis, yaitu radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu. Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian.

Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak. Daerah "sabuk meningitis" di Afrika terbentang dari Senegal di barat ke Ethiopia di timur. Daerah ini ditinggali kurang lebih 300 juta manusia. Pada 1996 terjadi wabah meningitis di mana 250.000 orang menderita penyakit ini dengan 25.000 korban jiwa.

Sedangkan mengenai septicemia, Medline Plus menulis septicemia sebagai infeksi yang sangat berbahaya, dan tingginya risiko kematian dalam waktu yang cukup cepat. Ia bertumbuh cepat di dalam tubuh, seperti lewat paru-paru, abdomen, dan urinary tract. Dari web yang sama saya juga menemukan penjelasan mengenai necrotizing enterocolitis, yang dijelaskan sebagai the death of intestinal tissue. Kalau dari University of Virginia, ditulis begini:

Septicemia is the clinical name for blood poisoning. Septicemia that progresses to septic shock has a death rate as high as 50 percent, depending on the type of organism involved. Septicemia is a medical emergency and requires urgent medical treatment.

Sementara dari La Trobe University, ada tabel yang menggambarkan tentang Contaminants in infant formula that caused infections. Disebutkan beberapa jenis bakteri yang mengkontaminasi susu formula untuk bayi, dan dimana saja kasus ini terjadi. E. Sakazakii disebutkan terjadi di various country, sementara beberapa varian Salmonella muncul di beberapa negara seperti Perancis, Australia, UK, USA/Canada, Spanyol, dan Korea.

Ada juga artikel dari Health Canada, yang menulis:

E. sakazakii is a motile peritrichous, gram-negative rod from the family Enterobacteriaceae. This organism used to be known as a "yellow pigmented Enterobacter cloacae" until 1980, when it was introduced as a new species based on differences in DNA-DNA hybridization, biochemical reactions, and antibiotic susceptibility. E. sakazakii is a rare, but life-threatening cause of neonatal meningitis, sepsis, and necrotizing enterocolitis. In general, the reported case-fatality rate varies from 40-80 % among newborns diagnosed with this type of severe infection. The type of meningitis caused by E. sakazakii may lead to cerebral abscess or infarction with cyst formation and severe neurologic impairment.

Untuk sementara segini dulu, semoga bisa dapat info yang lebih jelas mengenai bakteri ini, dan apa yang ditimbulkannya. Jadi, kayaknya E. Sakazakii tidak menyebabkan mencet-mencret, makanya tidak ada laporan mencret-mencret karena bakteri ini. Tapi ketiga penyakit di atas yang mungkin muncul. *Kok saya jadi sok tahu ya...*

Update:
Lihat postingan ini, lebih lanjut mengenai gejala dan dampak E. Sakazakii.

Daftar Makanan yang Tercemar Dioxin

Berikut adalah artikel dari Pikiran Rakyat, 19 Juni 1999. Mungkin berita ini sudah basi, tapi rasanya perlu Anda ketahui, karena beberapa produk yang disebutkan adalah Susu Formula untuk bayi. Mengenai asal mula racun Dioxin ini, silakan baca di sini.
-----------------------

Jakarta, PR (19/06/1999). Departemen Kesehatan hari Kami (17/6/1999) mengeluarkan daftar makanan yang diduga tercemar dioxin. Daftar makanan yang tercemar ini sebagian besar beredar di kota besar dan berada di pasar swalayan. "Larangan beredarnya produk ini tidak bersifat permanen, tapi sementara sampai ada kejelasan mengenai kasus ini yang diakui secara internasional," kata Drs. Sampurno, MBA, Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan.

Menurutnya, daftar yang dikeluarkan ini dimaksudkan untuk melindungi kesehatan masyarakat. Karena bagaimanapun, kesehatan mereka harus pertama dilindungi, baru kemudian sistem perdagangannya dan seterusnya. Dikatakan, semua produk impor daging, susu, telur dan hasil olahannya, dan produk dalam negeri yang menggunakan bahan baku tersebut berasal dari Belgia sesudah tanggal 19 Januari diedarkan/digunakan sampai ada kejelasan mengenai kasus ini yang diakui secara internasional.

Sementara semua produk impor daging, susu, telur dan hasil olahannya dalam negeri yang menggunakan bahan baku tersebut yang berasal dari Perancis, Belanda, Jerman sesudah tanggal 19 Januari dan belum memberikan sertifikat tidak tercemar dioxin, diamankan sementara dari peredaran.

"Produk daftar B ini boleh diedarkan kembali bila mereka sudah bisa memberikan sertifikat tidak tercemar dioxin kepada Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Depkes," ujar Sampurno. Sedangkan semua produk susu yang diproduksi dalam negeri, dinyatakan tidak terkontaminasi dioxin dan aman untuk digunakan.

Adapun daftar yang dikeluarkan Depkes terdiri dari tiga macam. Pertama Daftar A, yakni produk yang dilarang karena diduga tercemar dioxin. Daftar B, produk makanan yang diamankan sementara; serta Daftar C yang dinyatakan aman untuk dikonsumsi

Daftar A :
Produk Daging, Susu, Telur, dan Hasil Olahannya yang Dilarang
No Nama Dagang Jenis Produk/Negara Asal
1. Elle & Vire Skim Milk UHT
Rasa Vanila
Belgia/Perancis
2 Elle & Vire Skim Milk UHT
Rasa Strawberry
Belgia/Perancis
3 Elle & Vire Skim Milk
Rasa Coklat
Belgia/Perancis
4 Elle & Vire Skim Milk Natural Belgia/Perancis
5 Magnum Ice Cream Belgia (Milk Fat)
Daftar B :
Produk Daging, Susu, Telur, dan Hasil Olahannya yang Diamankan Sementara
No Nama Dagang Jenis Produk/Dagang Negara Asal
1 Campina Dutch Butter Belanda/Breda
2 De Hollandsche Keju Belanda/Boerin
3 Pregestimil Susu Bubuk Belanda
4 Breda Mentega Belanda
5 Pere de Du Tomato Daging Ayam Olahan Perancis
6 Pere de Du Fillet Cordon Daging Ayam Olahan Perancis
7 Pere de DuNugets Daging Ayam Olahan Perancis
8 Pere de Du Drum Stick Daging Ayam Olahan Perancis
9 Maya Brand Corned Beef Perancis
10 ABC Corned Beef Corned Beef Perancis
11 Presiden Emmental Keju ex France Perancis
12 President Creme UHT Liquide Perancis
13 President Butter Perancis
14 President Butter Salted batangan Perancis
15 President Butter Unsalted Perancis
16 Elle & Vire Skimmed Milk Perancis
17 Elle & Vire French Butter Perancis
18 Elle & Vire Spredable Butter Perancis
19 Elle & Vire Cheese spread Perancis
20 Elle & Vire Cheese Perancis
21 Suny Boy Full Cream Milk Powder Perancis
22 Suny Boy Susu UHT Perancis
23 Plumrose Chicken Hot Dog Jerman
Daftar C :
Produk Susu Dalam Negeri Yang Aman Dikonsumsi
No Nama Dagang Jenis Produk
1 Frisian Flag Susu Bubuk Full Cream
2 Kompleta Susu Kental Manis
3 Calcimex Susu Rendah Lemak
4 Dutch Lady Susu Cair
5 Susu Bendera 123 Susu Pertumbuhan
6 Susu Bendera Yes! Susu Cair
7 Susu Bendera SPK Susu Kental Manis
8 Enaak Susu Kental Manis
9 Indomilk Susu Kental Manis
10 Indomilk Susu Pasteurisasi
11 Indomilk Susu Evaporasi
12 Kremer Krim Kental Manis
13 Tiga Sapi Susu Bubuk
14 Sustagen Susu Bubuk
15 Entapro Susu Formula Lanjut
16 Entagrow Susu Pertumbuhan
17 Enfamil Susu Bayi
18 Bebelac 1 Susu Bayi
19 Bebelac 2 Susu Formula Lanjut
20 Delilac Susu Pertumbuhan
21 Tropicana Slim Susu Bubuk
22 Nutrifood Susu Bubuk Instan
23 Nutrifood WRP Susu
24 Promina Susu Bubuk
25 Sun Susu Bubuk
26 SMA Susu Bayi
27 S-26 Susu Bayi
28 Promil Susu Formula Lanjutan
29 Procal Susu Pertumbuhan
30 Enercal Susu
31 Nursoy Susu Formula Khusus
32 Bear Brand Susu Steril Cair
33 Cap Nona Susu Kental Manis
34 Cap Nona Susu Evaporasi
35 Carnation Susu Bubuk
36 Carnation Susu Evaporasi Cair
37 Dancow Susu Bubuk
38 Dancow Susu Beraroma
39 Dancow Balita Susu Pertumbuhan
40 Lactogen 1 Susu Bayi
41 Lactogen 2 Susu Formula Lanjut
42 Milkmaid Susu
43 Anlene Susu Bubuk
44 Nan Susu Bayi
45 Anchor Susu Bubuk Full Cream
46 Birch Tree Susu Beraroma
47 Dumex Mamex Susu Bayi
48 FMC Powder Susu Bubuk Full Cream
49 Indokilin Susu Bubuk Full Cream
50 Kilimas Susu Beraroma
51 LLM Susu Formula Khusus
52 Milco Susu Beraroma
53 Nini Susu Bayi
54 Sari Husada Susu Bubuk Full Cream
55 SGM Susu Bayi
56 Vitalac Susu Bayi
57 Ultra Susu UHT

Sumber : Ditjen POM Depkes

Susu Formula Semakin Berbahaya

Beberapa saat yang lalu, saya memuat link mengenai terkontaminasinya beberapa susu formula oleh bakteri Enterobacter Sakazakii. Berikut kutipan dari artikel yang dimuat di Suara Merdeka Cybernews, 15 Februari 2008:

Menurut Dr. Sri Estuningsih sebanyak 22,73 persen susu formula (dari 22 sampel) dan 40 persen makanan bayi (dari 15 sampel) yang dipasarkan antara April - Juni 2006 positif terkontaminasi Enterobacter Sakazakii. “Sampel makanan dan susu formula yang kami teliti berasal dari produk lokal,” kata Dr. Sri Estuningsih dalam siaran pers Institut Pertanian Bogor (IPB), Jumat (15/2).

Nah, baru-baru ini, Pikiran Rakyat juga memuat berita yang serupa. Tanggal 26 Februari 2008, Pikiran Rakyat Online memuat berita yang sama, berjudul "IPB Temukan Bakteri Dalam Produk Susu Bayi". Kali ini disertai seruan dari YLKI, yang mendorong pemerintah segera mengumumkan produk mana saja yang tercemar bakteri tersebut.

Ketika "PR" meminta konfirmasi seputar masalah tersebut ke Balai Besar POM di Bandung, mereka menyatakan belum menerima informasi seputar masalah tersebut dari Badan POM. "Saya juga malah baru mengetahui masalah tersebut dari salah satu media elektronik siang tadi," ujar Kepala Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen Balai Besar POM Bandung, Dra. Siti Nuraniyah kepada "PR", Minggu (24/2).

Selain di PR, saya juga menemukan artikel yang sama di Suryalive.com, berjudul "BPOM Teliti Temuan Susu Beracun". Tapi Ibu menteri kesehatan kita ternyata belum yakin benar, bahkan secara sepihak menuding para peniliti IPB itu 'didanai' pihak tertentu, dengan tujuan tertentu pula. Suryalive.com menulis,

"Maka dari itu, kami akan tanya dananya dari mana, dan untuk apa dia melakukan penelitian itu. Dan kenapa tiba-tiba dia meneliti," ujar Siti sebelum rapat terbatas di kantor presiden, Jakarta, Selasa (26/2).

Ibu menteri meminta laporan dari BPOM, untuk memastikan apakah penelitian itu 'signifikan' atau tidak. Menurut Ibu sendiri, belum ada wabah mencret anak-anak karena entrobacter. Mencret biasanya karena virus, bakteri ecoli, atau kholera. *Hmm... ibu menteri jangan-jangan yang di...*

Memang sudah saatnya untuk segera kembali ke ASI.
ASI, bukan sekedar susu... :D

Update:
Mahasiswa Pasca Sarjana IPB gugat pernyataan Bu Menkes
Makanan & Susu Formula Bayi ... - IPB
BPOM: Jangan Cemas Soal Formula Tercemar - Metronews
Menkes Sinyalisasi ada Perang Produk Susu - Kompas, 26/02/2008
BPOM Selidiki Susu Tercemar - Kompas, 24/02/2008
Lindungi Usus Si Kecil dengan Susu Probiotik - Kompas, 13/02/2008

Diare tidak Mempan!

Read this doc on Scribd: bayibebasDiareberkatASI

Ini adalah artikel dari Sriwijaya Post, yang membuktikan bahwa ASI memang sakti! Karena itulah, berikan hak bayi untuk mendapat yang terbaik, Air Susu Ibu! Selamat Menyusui!

Panduan Menyusui untuk Ibu

Gambar ini adalah panduan menyusui yang diterbitkan oleh Ontario Prevention Clrearinghouse. Mereka memiliki program yang namanya Best Start, yang mulai berjalan sejak tahun 1992. Publikasi ini salah satu dari beberapa publikasi mereka yang menarik, dan informatif. Hampir semua tentang kesehatan ibu dan bayi.

beststart.org

Berkaitan dengan menyusui, panduan yang menarik ini bisa menjadi bahan referensi untuk Anda. Yang paling penting dari panduan ini adalah, Anda harus mengenal kapasitas bayi Anda. Disini ditampakkan dalam bentuk buah. Apa artinya? Bayi Anda tidak bisa dipaksa meminum lebih dari kapasitasnya. Lalu bagaimana bisa mencapai target kenaikan berat badan bayi? Jawabannya hanyalah frekuensi pemberian ASI. Itulah kenapa terkadang Anda perlu bangun tengah malam, karena kurang lebih 2 jam sekali bayi akan minta ASI.

Tidak mungkin 'merapel' jatah ASI bayi dengan memaksanya meminum lebih dari kapasitas perutnya. Tetapi dengan memberinya sesering mungkin, maka ASI Anda akan dapat memenuhi kebutuhan pertumbuhan berat badan bayi, yang dalam 6 bulan pertama setelah lahir pertumbuhannya sangat tinggi.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dalam hal perlekatan, dan jangan sampai melewatkan hindmilk. ASI matang, yang diproduksi oleh Ibu setelah beberapa minggu setelah bayi lahir, terdiri dari foremilk dan hindmilk. Foremilk, adalah susu yang pertama kali diteguk bayi, setiap kali mulai menyusu. Sedangkan hindmilk adalah ASI bagian akhir sebelum payudara Ibu kosong setelah beberapa saat dihisap bayi.

Berikut juga ada penjelasan dari forum asiforbaby, milis khusus yang membahas mengenai asi dan perawatan bayi:
... biasa dalam Kelas Edukasi AIMI, saya menjelaskan FOREMILK sebagai susu depan, atau susu yang keluar pada isapan2 pertama = air putihnya bayi...
Kemudian HINDMILK atau susu belakang, adalah susu yang keluar pada isapan2 terakhir dan ini adalah nasinya si bayi (yang bikin BB naik dan bayi jadu ndut -- jadi, penting untuk menyusu sampai payudara kosong supaya memastikan agar bayi mendapatkan susu belakang).

Bayi ASIX menentukan sendiri selera makannya (appetite)...kadang hanya haus saja dan maunya minum "air putih" (jadi menyusu hanya sebentar), kadang ingin makan nasi komplit dengan minumnya (alias menyusu sampai kedua payudara kosong) dan ada saat dimana bayi amat sangat lapar, jadi bisa menyusu bolak balik di kedua payudara sampai kenyang.

Baik hindmilk maupun foremilk sama-sama penting. Hindmilk sangat bermanfaat untuk meningkatkan berat badan bayi, karena mengandung lemak yang lebih tinggi daripada foremilk. Selamat menyusui!

Anda dapat mengunduh file aslinya, dalam bentuk .pdf disini.

Lihat juga:
Tips Menyusui
Kumpulan Tips Menyusui
Tips Sukses Menyusui

Inisiasi MENYUSU Dini, bukan 'MENYUSUI'

Kalau Anda sudah kenal dengan istilah Inisiasi Menyusui Dini (IMD), sebenarnya istilah ini kurang tepat. Inisiasi yang dimaksudkan adalah refleks bayi dalam mencari puting si ibu, karenanya lebih tepat kalau istilahnya Inisiasi MENYUSU Dini. Yang menjadi subjek adalah si bayi, bukan si Ibu.

Prinsip dalam Inisiasi Menyusu Dini adalah bayi diberi kesempatan untuk mengembangkan instingnya dalam menyusu kepada Ibu. Setiap bayi lahir memiliki insting dan refleks yang sangat kuat pada 1 jam pertama setelah ia lahir. Lebih dari 1 jam, refleks bayi tersebut akan menurun, dan baru akan menguat lagi setelah 40 jam. Jadi, sangat penting untuk tidak melewatkan 1 jam pertama ini!

Jadi, kalau dalam blog ini masih terdapat kata Inisiasi MENYUSUI Dini, mohon dimaklum. Beberapa artikel itu diambil langsung dari aslinya, sehingga akan dibiarkan seperti asalnya.

Para Ayah pun Dapat Berpartisipasi

global-breastfeeding.org

Seharusnya sudah menjadi hal biasa jika suami ikut berperan dalam mempromosikan menyusu ASI Eksklusif, dan terutama proses Inisiasi Menyusu Dini. Seperti hasil sebuah penelitian S3 dari UI, yang menyatakan bahwa peran suami sangat diperlukan untuk mensukseskan ASI Eksklusif.

WABA, jaringan global yang peduli dengan isu seputar menyusui, kini pun menyediakan sebuah halaman khusus yang membahas peran Ayah/Suami, atau bahkan para pria, untuk ikut terlibat. Dalam halaman yang baru dibuka sejak tahun 2006, Anda bisa temui beberapa referensi yang mendukung peran kaun adam dalam proses menyusui. Program ini disebut sebagai Men's Initiative.

Dalam salah satu publikasinya, program ini menulis tentang 7 hal yang dapat Ibu lakukan, agar para Ayah turut berpartisipasi dalam kegiatan mengurus anak/bayi (yang saya terjemahkan secara bebas):

1. Cobalah melihat sesuatu dari perspektif Ibu
Ada kalanya para Ibu menilai kontribusi Ayah berdasarkan apa yang selama ini si Ibu lakukan. Hal ini menyebabkan peran Ayah menjadi sangat kecil, bahkan jadi terabaikan. Sebaliknya, para Ayah terkadang mengukur kontribusinya berdasarkan apa yang dilihatnya dari sang Kakek ('Ayah' si Ayah pada waktu kecil/sebelum menikah). Terkadang bahkan berdasarkan teman-teman berkumpul, atau teman se kantornya. Dengan sudut pandang seperti ini, Ayah jadi terlalu cepat puas, atau sudah merasa memberi kontribusi yang cukup.

2. Sesuaikan standar Anda (terhadap kontribusi si Ayah)
Bahwa pria dan wanita memiliki standar yang berbeda, itu sudah menjadi keniscayaan. Karenanya, Ibu harus mau menyesuaikan standar untuk mengukur kontribusi si Ayah. Jangan terlalu keras menuntut Ayah ntuk melakukan persis seperti yang Anda lakukan. Ayah mungkin memiliki gaya atau cara yang unik dalam mengganti popok atau menenangkan bayi yang menangis. Selama cara itu masih aman dan tidak berbahaya, Anda tidak perlu mencerewetinya. Ibu 'kan belum tentu selalu benar... :D

3. Perlakukan suami/pasangan Anda sebagai partner, bukan pembantu
Ketika si Ayah mulai berpikir bahwa perannya dalam keluarga adalah seperti asisten Ibu, Ibu perlu mulai memikirkan peran yang masuk akal untuk dituntut dari suaminya. Kalau Ibu hanya 'meminta bantuan' kepada Ayah, hanya akan menguatkan persepsi Ayah bahwa dia adalah pembantu Ibu, dan memiliki tanggung jawab yang terbatas terhadap perawatan anak. Lebih baik Ibu mendiskusikan bersama Ayah, bagaimana membagi tanggung jawab tersebut secara proporsional.

4. Beri penghargaan yang layak kepada suami Anda
Dalam kelompok, biasanya laki-laki paling benci jika disuruh melakukan sesuatu yang membuat mereka merasa/tampak tidak mampu (tidak kompeten). Di saat yang sama, laki-laki pada umumnya senang kalau diberi penghargaan. Sesekali berilah pujian pada suami Anda atas pekerjaan yang telah dilakukannya, dan dorong dia untuk melakukannya lagi, meskipun tidak sama persis seperti apa yang biasa Anda lakukan.

5. Jangan menjadi 'Si Paling Tahu'
Meskipun Ibu paling tahu bagaimana menghentikan tangisan bayi, cobalah untuk tidak terlalu menggurui suami Anda. Biarkan si Ayah menmukan caranya sendiri, karena dengan begitu akan membangkitkan kepercayaan diri, dan motivasi si Ayah untuk melakukannya lagi. Laki-laki dan perempuan selalu memiliki perbedaan dalam hal mengatasi masalah, jadi jangan terlalu memaksakan cara Anda.

6. Tunjukkan bahwa Anda tidak mungkin bisa melakukan segala hal
Tunjukkan kepada suami Anda bahwa Anda pun memiliki keterbatasan. Dengan memahami hal ini, Ayah akan lebih nyaman dalam mengambil peran dalam kegiatan domestik dalam rumah tangga.

7. Definisikan ulang kata "Bekerja"
Ketika berbagi tanggung jawab, banyak pasangan yang mengalami masalah dalam menggunakan kata "Bekerja". Kegiatan apa saja yang Anda sebut "Bekerja" di rumah? Sepakati pemahaman ini bersama suami, agar tidak memunculkan ketimpangan. Sesekali, lakukanlah pertukaran peran, misalnya membiarkan suami Anda memasak, dan Anda dapat beristirahat. Pertukaran seperti ini akan lebih membangun kesepahaman tentang kontribusi apa yang dapat dilakukan oleh masing-masing.

(Becoming a Better Dad: Seven Ways Your Spouse Can Helps)
Anda dapat mengunduh file aslinya (pdf), di sini.

*Blog ini sudah terdaftar sebagai salah satu resources yang turut mengkampanyekan ASI Eksklusif dan IMD di Indonesia, terutama yang dilakukan oleh pria *karena saya memang pria :D*. Anda para Ayah yang juga peduli dengan ASI Eksklusif dan IMD? Anda punya blog atau web, atau apapun yang bisa dishare? Silakan kunjungi web Men's Initiative nya WABA.

Kandungan Berbahaya dalam Kaleng Susu Formula


Dalam sebuah laporan, yang diterbitkan oleh Environmental Working Group, diketahui bahwa ada kandungan yang berbahaya yang terdapat pada kemasan kaleng Susu Formula. Kandungan yang berbahaya ini, disebut Bisphenol-A (BPA). BPA dalam kaleng susu formula, dipercaya bahkan lebih berbahaya daripada botol susu yang sering digunakan untuk menyusui bayi.

EWG contacted company officials at Nestlé, Ross-Abbot (Similac), MeadJohnson (Enfamil), Hain-Celestial (Earth’s Best), and PBM (sold under various names at Walmart, Kroger, Target and other stores). Each company’s policy was documented a minimum of three times; twice through detailed phone interviews, and once by an e-mail questionnaire. The results reveal that all manufacturers use BPA to line the metal portions of all infant formula containers, including powdered varieties.

Pengakuan dari para produsen susu formula yang diwawancarai EWG membenarkan bahwa ada kandungan BPA dalam kemasan mereka. Susu formula dalam bentuk cairan, jauh lebih berbahaya karena lebih mudah tercemar BPA. Karenanya, jika Anda terpaksa menggunakan susu formula, pilihlah yang berbentuk bubuk. Meskipun demikian, EWG tetap merekomendasikan ASI sebagai susu terbaik untuk bayi.

Kumpulan Artikel Mengenai Inisiasi Menyusu Dini

Berikut beberapa artikel yang berkaitan dengan Inisiasi Menyusu Dini, yang dimuat di berbagai publikasi, baik yang dari media massa maupun web/blog perorangan:

Jangan Ambil Bayi dari Dada Ibu (IMD-1)
Cara paling tepat untuk menyusu dini adalah membiarkan bayi yang baru lahir mencari sendiri puting susu ibunya. Bayi diletakkan di dada ibunya, dan secara naluri dia akan merangkak untuk menyusu dari payudara ibunya.

Dada Ibu, Kasur Ternyaman Bayi (IMD-2)
Kasur empuk yang dibalut kain lembut bukanlah kasur ternyaman bagi bayi yang baru lahir. Sebab bagi bayi yang masih merah ini, kasur paling nyaman adalah dada sang ibu.

Saat-saat Bayi Merangkak ke Payudara Ibu (IMD-3 *habis*)
Setelah dilap, bayi yang masih merah dan telanjang itu lalu diletakkan di atas dada ibunya. Tanpa ada yang menuntun, bayi itu merangkak mencari puting susu ibunya sendiri. Luar biasa!

Pentingnya Inisiasi Dini
Sentuhan kasih sayang seorang ibu terhadap bayi mungilnya memiliki arti dan makna yang sangat mendalam. Dengan sentuhan kulit sambil menyusu, terjadilah kontak batin sehingga akan terasa aman dan nyaman dalam dekapan.

Inisiasi Menyusu Dini (IMD), Si Kecil Mencari Sendiri
IKATAN IBU-ANAK, Untuk mempererat ikatan batin antara ibu-anak, sebaiknya bayi langsung diletakkan di dada ibu sebelum bayi dibersihkan. Sentuhan kulit dengan kulit mampu menghadirkan efek psikologis yang dalam di antara keduanya.

Early Latch On (ELO) atau Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Ceritanya, sekelompok scientist dari Inggris yang tergabung dalam Departement for International Development melakukan penelitian terhadap 10.946 bayi sejak 2004. Pada 30 Maret 2006, mereka menemukan bahwa bayi normal yang langsung diletakkan di dada ibunya minimal 30 menit, pada usia 20 menit dia akan merangkak sendiri ke payudara ibunya. Pada usia 50 menit, dengan susah payah merangkak, dia akan menemukan puting susu ibunya dan menyusu.

Inisiasi Jam Pertama, “Model Baru” Menyusui
Bukti ilmiah itu berasal dari penelitian baru Karen Edmond, dkk. terhadap 10.947 bayi pedesaan Ghana (Afrika). Hasil penelitian itu menunjukkan, permulaan (inisiasi) menyusui dalam jam pertama setelah lahir menurunkan 22% risiko kematian bayi-bayi usia 0-28 hari. Sebaliknya, penundaan inisiasi menyusui meningkatan risiko kematian.

Segera setelah ketemu artikel lain akan ditambahkan disini. Selamat menikmati...

Rambu-rambu Menyusui


Kegiatan menyusui di tempat umum, atau paling tidak di dalam ruangan yang tidak privat memang kurang nyaman bagi beberapa Ibu. Di kantor misalnya, jika ada Ibu yang membawa anaknya, dan perlu menyusui, orang-orang di kantor yang belum 'paham' situasi seperti ini terkadang tidak ramah untuk sang Ibu.

Karenanya, saya membuat rambu ini untuk Anda cetak, dan tempelkan di tempat kerja Anda. Siapapun Anda, baik yang sedang menyusui, maupun tidak. Paling tidak tanda ini memberi dukungan kepada para Ibu yang berada dalam ruangan untuk menyusui anaknya. Lagipula, menyusui anaknya kan hak Ibu. Jadi tidak cukup alasan untuk 'memarjinalkan' mereka. Kita yang tidak menyusui, apalagi laki-laki seperti saya, hanya bisa memberi dukungan dengan cara memberi ruang yang layak, atau tidak mempersoalkan Ibu yang menyusui di depan Anda. Apalagi jika melototi si Ibu yang sedang menyusui, itu sangat tidak sopan.

Semoga rambu ini ada gunanya.

Download Poster ini

Media lain yang berhubungan dapat Anda peroleh di sini.

Kenapa ASI Begitu "Sakti"


ASI, sangat penting dalam 'membentengi' bayi dari berbagai penyakit. Bayi yang baru lahir, tentu sangat rentan terhadap berbagai hal 'asing' yang selama kurang lebih 9 bulan tidak diterimanya sewaktu dalam kandungan.

Berikut artikel dari Ikatan Dokter Indonesia yang ditulis secara bersambung (saya tulis ulang disini secara langsung) mengenai faktor protektif yang dimiliki ASI, yang ditulis oleh Rulina Suradi:


ASI Mempunyai Daya Pruteksi dan Mengandung Antibodi Sejak tahun 1982 literatur medis telah mendata bahwa air susu setiap jenis mamalia termasuk manusia mempunyai daya proteksi terhadap turunannya karena mengandung antibodi terhadap berbagai antigen. Penelitian Chen dkk. dengan menggunakan formulir isian kepada para ibu dengan bayi yang berusia 18 bulan membuktikan bahwa bayi yang tidak pernah mendapat ASI 2 kali lebih sering masuk rumah sakit dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI.

Faktor protektif di dalam ASI

Selama di dalam kandungan janin mendapat zat protektif melalui plasenta. Setelah lahir suplai ini terhenti padahal sistem imunologis neonatus belum terbentuk/berfungsi sempurna, sehingga pemberian ASI memegang peran penting untuk mencegah infeksi. Imunoglobulin utama di dalam ASI adalah IgA yang dihasilkan atas respons migrasi limfosit dari usus ibu sehingga mencerminkan antigen enterik dan respiratorik ibu; ini memberikan proteksi terhadap patogen yang ada pada ibunya karena sistem imunologis bayi masih imatur. ASI juga mengandung faktor proteksi yang bukan termasuk sistem imunologik seperti lisozim, laktoferin, oligosakarida, asam lemak yang semuanya berperan selain sebagai faktor protektif juga mengandung beberapa faktor untuk pertumbuhan serta pematangan sistem imun dan metabolik. ASI juga mengandung berbagai komponen anti-inflamasi seperti vitamin A, C, dan E, sitokin, enzim dan inhibitor enzim, prostaglandin E dan faktor pertumbuhan. Gorofalo dan Goldman (1999) juga menyatakan bahwa ASI mengandung hormon seperti insulin, tiroksin dan faktor pertumbuhan saraf. Ini semua tidak terdapat di dalam susu formula.

Berbagai penelitian epidemiologik menunjukkan bahwa pemberian ASI pada bayi mempunyai keuntungan terhadap kesehatan pada umumnya, pertumbuhan, perkembangan dan pengurangan risiko terkena penyakit akut dan kronik. penelitian membuktikan bahwa pemberian ASI mengurangi insidens dan atau beratnya diare, infeksi paru bagian bawah, otitis media, sepsis, meningitis bakterialis, botulism, infeksi saluran urogenitalis dan enterokolitis nekrotikans.

Hampir 90% kematian balita terjadi di negara berkembang dan lebih darti 40% kematian disebabkan diare dan ISPA, penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian ASI eksklusif.

Dalam ASI Terdapat Faktor Anti Bakteri, Anti Virus, Anti Jamur

Zat Protektif di dalam ASI
Di dalam ASI terdapat faktor-faktor anti bakteri, faktor anti virus dan faktor anti jamur. Zat protektif di dalam ASI dapat dibagi menjadi 3 komponen, yaitu:

  • Komponen selular
  • Komponen imunoglobulin
  • Komponen nonimunoglobulin

Komponen selular
Tadinya disangka bahwa sel yang terdapat di dalam ASI adalah reaksi dari suatu infeksi tetapi ternyata bahwa sel adalah komponen yang normal di dalam ASI. Sel di dalam ASI terdiri atas makrofag, limfosit, neutrofil dan sel epitelial dan berjumlah kurang lebih 4000/mm3. Jumlah ini akan cepat menurun setelah 2-3 bulan. Leukosit (90% dari jumlah sel) di dalam ASI terutama terdiri dari makrofag (90%) dibandingkan dengan neutrofil.

Limfosit (10% dari jumlah sel), 50% terdiri atas limfosit T dan 34% limfosit B.

Makrofag adalah sel fagosit yang besar yang mengandung lisosom, mitokondria, pinosom dan aparat Golgi.

Fungsi makrofag adalah:

  • Fagositosis mikroorganisme (bakteri dan jamur).
  • Membuat C3 dan C4, lisosom dan laktoferin.
  • Pelepasan IgA intraselular ke dalam jaringan.
  • Pembentukan sel raksasa.
  • Meningkatkan aktifitas limfosit T.
  • Sebagai pengangkut dan penyimpanan imunoglobulin.
  • Juga berpartisipasi dalam biosintesis dan
    ekskresi laktoperidase; faktor pertumbuhan sel
    yang meningkatkan pertumbuhan epitel usus
    dan maturasi enzim dalam brush border usus.

Leukosit polimorfonuklear
Kolostrum (1-4 hari postpartum) mengandung sampai 5 juta leukosit/mm3 dan 40-60% terdiri atas PMN. ASI matur mengandung sekitar 1 juta/mm leukosit dan 20-30% adalah PMN. Setelah 6 minggu hanya ada sedikit PMN.

Fungsi PMN menurut Buesher dan Pickering adalah lebih banyak untuk proteksi jaringan kelenjar mama dan bukan untuk proteksi neonatus.

Limfosit

Limfosit T dan B keduanya berada dalam kolostrum dan ASI matur dan adalah bagian dari sistem imun ASI.

Fungsi limfosit adalah:

  • Mensintesis antibodi IgA.
  • Berespons terhadap mitogen dengan cara
    o Berploriferasi.
    o Meningkatkan interaksi makrofag-limfosit.
    o Pelepasan mediator seperti MIF.
Limfosit ini disebut sel-T karena berasal dari thymus dan sel-B karena berasal dari tempat lain yang pada burung dikenal sebagai Bursa Fabricus.

Sel B teridentifikasi dengan adanya pertanda surface immunoglobulin. Di dalam ASI sel B termasuk sel yang mengandung IgA, IgG dan IgM surface immunoglobulin.

Sel T berasal dari thymus yang mengeluarkan hormon thymosin yang berfungsi meningkatkan jumlah limfosit yang beredar.

Fungsi imunologis limfosit dalam ASI masih dalam penelitian tetapi diduga limfosit dapat mensensitisasi dan menginduksi toleransi imunologis reaksi host versus graft. Orga dan Orga meneliti meneliti dan menyatakan bahwa terjadi respons proliferasi limfosit ASI terhadap stimulasi antigen rubela, sitomegalovirus dan mumps.

Goldblum dkk. dapat membuktikan bahwa pemberian E. coli per oral dapat memperlihatkan respons pada kolostrum ibu sedangkan tidak berespons terhadap sistemik. Ini membuktikan bahwa ASI merupakan lokasi dari imunitas humoral maupun selular yang diinduksi dari jauh misalnya usus dengan bermigrasinya sel limfosit yang telah distimulasi ke kelenjar payudara.

Dalam ASI Teridentifikasi 30 Jenis Imunoglobulin

Komponen Immunoglobulin
Komposisi imunoglobulin di dalam ASI berbeda dengan yang ada di dalam serum. Di dalam serum komponen utama adalah IgG dalam jumlah 1250 mg/dL dan IgA hanya 250 mg/dL. Sebaliknya di dalam kolostrum IgA 1740 mg/dL dan IgG 100 mg/dL. IgA dan IgG di dalam ASI sebagian dari IgA dan IgG dari serum, sebagian lagi dibentuk oleh kelenjar payudara.

Tabel faktor antibakterial dalam kolostrum dan ASI pada wanita Indian dengan gizi baik dan gizi buruk:

Kelompok Hemoglobin Albumin serum
Imunoglobulin (mg/dL)

(g/dL) (g/dL) IgA IgG IgM
Kolostrum (1-5 hari)




Gizi baik 11,5+0,37 2,49+0,0065 335,9+37,39 5,9+1,58 17,1+4,29



(17)* (17) (17)
Gizi buruk 11,3+0,60 2,10+0,0081 374,3+42,13 5,3+2,30 15,3+2,50



(10) (10) (10)
ASI




Gizi baik 12,8+0,43 3,39+0,120 119,6+7,85 2,9+0,92 2,9+0,92



(12) (12) (12)
Gizi buruk 12,6+0,56 3,47+0,130 118,1+16,2 5,8+3,41 5,8+3,41



(10) (10) (10)

Sumber: Reddy V, Bhaskaram C, Raghuramula N, et al. Acta Pediatr Scand 66: 229,1977.
*Angka dalam tanda kurung mengindikasikan jumlah sampel yang dianalisa.

Ada lebih dari 30 jenis imunoglobulin yang telah teridentifikasi di dalam ASI, 18 di antaranya terdapat di dalam serum juga, sisanya hanya ada di dalam ASI. IgA di dalam ASI terutama adalah IgA sekretori (sIgA). Yang stabil pada pH yang rendah dan tahan terhadap enzim proteolitik. Fungsinya di dalam usus adalah memproteksi mukosa usus agar jangan diserang oleh virus dan bakteri. Imunoglobulin di dalam ASI masih ditemukan setelah satu tahun.

Kadar imunoglobulin ternyata tidak tergantung pada gizi ibu. Pada lampiran dapat dilihat adanya faktor antibakterial dalam kolostrum dan ASI pada wanita Indian dengan gizi baik dan gizi buruk.

Daya Proteksi ASI dari Komponen Nonimunoglobulin

Komponen nonimunoglobulin
Daya proteksi ASI juga didukung oleh komponen nonimunoglobulin. Oligosakarida telah dibuktikan mempunyai daya proteksi terhadap beberapa patogen spesifik. Glikoprotein termasuk laktoferin, imunoglobulin dan musin. Musin telah terbukti dapat mencegah gastroenteritis yang disebabkan oleh rotavirus

Faktor bifidus
Telah diketahui bahwa usus bayi mengandung Lactobacillus bifidus yang merupakan bakteri baik di dalam usus. Gyorgy membuktikan bahwa ASI mengandung faktor bifidus menunjang pertumbuhan kuman ini. Susu sapi tidak mengandung faktor ini.

Antistaphylococcal factor
Dari percobaan binatang dengan tikus yang diberi infeksi dengan Staphylococcus. Gyorgy juga menemukan di dalam ASI suatu substansi yang dapat mencegah bayi dari infeksi dengan Staphylococcus dan disebut “antistaphylococcal factor.”

Lisozim
Lisozim adalah enzim yang mempunyai sifat bakteriolitik dan berada dalam konsentrasi tinggi di dalam ASI dan sangat... (artikel ini terputus dari sononya, tapi saya dapat penjelasan mengenai lisozim ini dari sumber lain).*


Prof. Dr. Rulina Suradi, Sp.A(K), IBCLC
Staf Divisi Perinatologi
Departemen IKA FKUI-RSCM, Jakarta
Pertanyaan/komentar anda tentang masalah laktasi
dapat dikirim ke alamat Buletin IDAI
Fax.: 021-391 3982, 315 4538
E-mail: buletinidai@idai.or.id


*Lisozim merupakan enzim yang sanggup mencerna dinding sel bakteri sehingga bakteri akan kehilangan kemampuannya menimbulkan penyakit dalam tubuh kita (hilangnya dinding sel ini menyebabkan sel bekteri akan mati). Lisozim banyak terdapat dalam cairan tubuh seperti air mata dan ingus (kimianet.lipi.go.id)

Sumber: Faktor Protektif Di Dalam Air Susu Ibu (1), (2), (3), (4).

Mitos & Fakta Seputar Menyusui

Ini ada beberapa sumber yang menulis tentang Mitos & Fakta seputar Menyusui:

9 Mitos menyusui dan faktanya
Katanya ASI bisa kurang kalau si bayi rakus.Bagaimana faktanya? Dr. Rudy Firmansjah B. Rivai, Sp.A dari Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) HarapanKita Jakarta menjelaskannya kepada kita...

45 Mitos Menyusui
Pernyataan bahwa susu formula sama kandungannya dengan ASI juga sudah pernah dipropagandakan produsen susu formula pada tahun 1900-an, bahkan jauh sebelumnya. Susu formula masa kini cenderung disama-samakan kandungannya dengan ASI, walau sebenarnya tidak...

Menyusui Merubah Bentuk Payudara Wanita
TIDAK BENAR Mitos atau pendapat yang mengatakan bahwa menyusui dapat mempengaruhi atau merubah bentuk payudara secara permanen. Sebenarnya yang merubah bentuk payudara adalah kehamilan, bukan menyusui. Kehamilan menyebabkan dikeluarkannya hormon-hormon dan menyebabkan terbentuknya air susu yang mengisi payudara. Payudara yang sudah terisi air susu tentu akan berbeda bentuknya dengan payudara yang belulm terisi oleh air susu...

Mitos tentang Pemberian ASI
Meskipun sudah banyak fakta yang menunjukan bahwa ASI adalah baik bagi kesehatan dan pertumbuhan bayi, namun masih banyak ibu yang ragu untuk menyusui dan bahkan enggan memberikan ASI pada buah hatinya...

Mitos ASI
Dari Asuh Indonesia; Menurut UNICEF/WHO, empat mitos yang paling sering adalah [1]:

  1. Sekali menghentikan menyusui, tidak dapat menyusui lagi. Jika bayi mendapat susu formula, ibu dapat menyusui kembali setelah terhenti sementara, dengan memberikan teknik relaktasi dan dukungan yang tepat. Keadaan ini kadang-kadang sangat vital dalam kondisi darurat.
  2. Stres menyebabkan ASI kering. Walaupun stres berat atau rasa takut dapat menyebabkan terhentinya aliran ASI, akan tetapi keadaan ini biasanya hanya sementara, sebagaimana reaksi fisiologis lainnya. Bukti menunjukkan bahwa menyusui dapat menghasilkan hormon yang dapat meredakan ketegangan, memberikan ketenangan kepada ibu dan bayi dan menimbulkan ikatan yang erat antara ibu dan anak.
  3. Ibu dengan gizi kurang tidak mampu menyusui. Ibu menyusui harus mendapat makanan tambahan agar dapat menyusui dengan baik dan mempunyai kekuatan untuk juga merawat anaknya yang lebih besar. Jika kondisi gizi ibu sangat buruk, pemberian susu formula disertai alat bantu menyusui diharapkan dapat meningkatkan produksi ASI.
  4. Bayi dengan diare membutuhkan air atau teh. Berhubung ASI mengandung 90% air, maka pemberian ASI eksklusif pada bayi dengan diare biasanya tidak membutuhkan cairan tambahan seperti air gula atau teh. Pada kasus diare berat, cairan oralit (yang diberikan dengan cangkir) mungkin dibutuhkan disamping ASI.

Mitos yang Biasa Menggagalkan ASI Eksklusif
Buat ibu-ibu baru, memang agak susah juga ya, gimana tahunya ASI sudah keluar atau belum. Tapi untuk awal-awal mending engga usah jadi pikiran. Yang penting bayi nempel dulu, ASI pasti keluar sendiri meski kita ga sadar. Waktu awal-awal saya menyusui Fidellynne, saya juga engga merasa ASI keluar (padahal sudah anak kedua lho!). Tapi saya ga peduli. Tetap saya kasih ASI sambil makan makanan bergizi dan banyak minum. Di akhir bulan Fidellynne naik 9 ons. Nah, kalau berat badan naik kan pasti cukup ASI kan?

Mitos ASI Paling Menyebalkan
Ibu kita yang satu ini punya pengalaman dengan mitos seputar ASI yang *benar-benar* menyebalkan, karena selain tidak masuk akal, orang-orang yang percaya dengan mitos itu bisa mati-matian mempertahankan pendapatnya... :D

Bagaimana ASI Berproduksi

Inilah proses yang terjadi pada 'pabrik susu' alami di tubuh Ibu. Diambil dari Wikipedia.org

Ketika bayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin membuat ASI mengalir dari dalam alveoli, melalui saluran susu (ducts/milk canals) menuju reservoir susu {sacs} yang berlokasi di belakang areola, lalu ke dalam mulut bayi.









Proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI dinamakan laktasi.

Pengaruh Hormonal

Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara:

  • Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran[9]
  • Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui[9]. Karena itu, sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI.
  • Follicle stimulating hormone (FSH)
  • Luteinizing hormone (LH)
  • Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan.
  • Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk ejection reflex.
  • Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum melahirkan.

Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa juga diproduksi tanpa kehamilan (induced lactation).

Laktogenesis I

Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase Laktogenesis I. Saat itu payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat progesteron yang tinggi mencegah produksi ASI sebenarnya. Tetapi bukan merupakan masalah medis apabila ibu hamil mengeluarkan (bocor) kolostrum sebelum lahirnya bayi, dan hal ini juga bukan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI sebenarnya nanti.

Laktogenesis II

Saat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat hormon progesteron, estrogen, dan HPL secara tiba-tiba, namun hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran yang dikenal dengan fase Laktogenesis II.

Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa level prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.[10]

Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung setelah melahirkan.

Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan [11]. Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya[9].

Laktogeneses III

Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III.

Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI dengan banyak pula[12][13]. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI[14]. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan.

Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari:

  • Kurang sering menyusui atau memerah payudara
  • Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat:
    • Struktur mulut dan rahang yang kurang baik
    • Teknik perlekatan yang salah
  • Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
  • Jaringan payudara hipoplastik
  • Kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI
  • Kurangnya gizi ibu

Menyusui setiap dua-tiga jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi. Untuk wanita pada umumnya, menyusui atau memerah ASI delapan kali dalam 24 jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi pada masa-masa awal menyusui, khususnya empat bulan pertama[8]. Bukanlah hal yang aneh apabila bayi yang baru lahir menyusui lebih sering dari itu, karena rata-ratanya adalah 10-12 kali menyusui tiap 24 jam, atau bahkan 18 kali. Menyusui on-demand adalah menyusui kapanpun bayi meminta (artinya akan lebih banyak dari rata-rata) adalah cara terbaik untuk menjaga produksi ASI tetap tinggi dan bayi tetap kenyang [7]. Tetapi perlu diingat, bahwa sebaiknya menyusui dengan durasi yang cukup lama setiap kalinya dan tidak terlalu sebentar, sehingga bayi menerima asupan foremilk dan hindmilk secara seimbang [15]

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Menyusui

Artikel yang berhubungan:

How Does Milk Production Work?

Mekanisme Produksi ASI


Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Berikut kutipan dari berbagai sumber mengenai manfaat Inisiasi Menyusu Dini:

Untuk Ibu:

  • Meningkatkan hubungan khusus ibu dan bayi
  • Merangsang kontraksi otot rahim sehingga mengurangi ririko perdarahan sesudah melahirkan
  • Memperbesar peluang ibu untuk memantapkan dan melanjutkan kegiatan menyusui selama masa bayi
  • Mengurangi stress Ibu setelah melahirkan

Untuk Bayi:
  • Mempertahankan suhu bayi tetap hangat
  • Menenangkan ibu dan bayi serta meregulasi pernapasan dan detak jantung
  • Kolonisasi bakiterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri badan ibu yang normal
  • Mengurangi bayi menangis sehingga mengurangi stres dan tenaga yang dipakai bayi
  • Memungkinkan bayi untuk menemukan sendiri payudara Ibu untuk mulai menyusu
  • Mengatur tingkat kadar gula dalam darah, dan biokimia lain dalam tubuh bayi
  • Mempercepat keluarnya meconium (kotoran byi berwarna hijau agak kehitaman yang pertama keluar dari bayi karena meminum air ketuban)
  • Bayi akan terlatih motoriknya saat menyusu, sehingga mengurangi kesulitan menyusu
  • Membantu perkembangan persyarafan bayi (nervous system)
  • Memperoleh kolostrum yang sangat bermanfaat bagi sistem kekebalan bayi
  • Mencegah terlewatnya puncak ‘refleks mengisap’ pada bayi yang terjadi 20-30 menit setelah lahir. Jika bayi tidak disusui, refleks akan berkurang cepat, dan hanya akan muncul kembali dalam kadar secukupnya 40 jam kemudian.

Beberapa Link ke info mengenai manfaat IMD:

Tiga Manfaat Lain Inisiasi (menyusu) Dini
Memulai kegiatan menyusui dalam satu jam pertama pascalahir tak hanya memberi bayi kesempatan belajar mengisap payudara sejak dini. Temuan terbaru menyebutkan setidaknya tiga manfaat lainnya. Apa saja?

Inisiasi Menyusu Dini, Manfaatnya Seumur Hidup
Ada artikel bagus yang saya baca dari majalah Healthy Life edisi July 2007 tentang inisiasi dini yang ternyata 1 jam pemberiannya dapat menyelamatkan hidup bayi seumur hidupnya. Dengan memberikan inisiasi dini juga menurunkan resiko kematian bayi sebanyak 21%. Tak terpikirkan bahwa aneka ragam penyakit yang sering menyerang seseorang di usia 30, 40 dan 50 dapat disebabkan karena pemberian ASI yang kurang optimal saat masih bayi.

Bunda Bali: INISIASI MENYUSU DINI “IMD”
Beberapa manfaat IMD:
Mempertahankan suhu bayi tetap hangat; Menenangkan ibu dan bayi serta meregulasi pernapasan dan detak jantung; Kolonisasi bakiterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri badan ibu yang normal.

Inisiasi Menyusu Dini Dapat Cegah 22 Persen Kematian Neonatal
Jakarta, NTT Online – Pakar ASI Sentra Laktasi, Dr Utami Roesli SPA MBA mengatakan, pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi segera dalam satu jam setelah kelahiran dinilai dapat menurunkan angka kematian bayi baru lahir.

Manfaat IMD
Inisiasi dini juga berlaku untuk bayi yang lahir dengan cara sesar, vakum, kelahiran tidak sakit atau episiotomi. Hanya peluang untuk menemukan sendiri putting ibu akan berkurang sampai 50%. Ini juga berlaku untuk bayi yang begitu lahir dipisahkan untuk ditimbang, disinar dan lain-lain.

IMD & ASI Eksklusif Menyelamatkan 1 juta bayi
Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa ASI merupakan mukjizat dari Tuhan yang diberikan kepada umatnya melalui ibu yang menyusui bayinya dengan ASI. ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi, baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. Dan pemberian ASI selama 1 jam pertama dalam kehidupannya dapat menyelamatkan i juta nyawa bayi.

Beberapa info lain akan di-update jika sudah ketemu.

Kumpulan Artikel tentang Susu Formula

babymilkaction.org at flickr.com


Susu Formula (SF), dikenal luas karena mengandung AA/DHA, dan seterusnya. Pokoknya, segala promosi dan iklan SF seolah-olah mau menempatkan SF sebagai susu terbaik, mengalahkan ASI yang dikaruniakan Tuhan kepada Ibu. Berikut beberapa artikel yang berkaitan dengan SF, semoga berkenan.

Susu Formula Terkontaminasi E. Sakazakii (terbaru!)
Menurut Dr. Sri Estuningsih sebanyak 22,73 persen susu formula (dari 22 sampel) dan 40 persen makanan bayi (dari 15 sampel) yang dipasarkan antara April - Juni 2006 positif terkontaminasi Enterobacter Sakazakii. “Sampel makanan dan susu formula yang kami teliti berasal dari produk lokal,” kata Dr. Sri Estuningsih dalam siaran pers Institut Pertanian Bogor (IPB), Jumat (15/2).

Perlukah Suplementasi AA/DHA dalam Susu Formula?
Uraian dari seorang dokter yang cukup meyakinkan bahwa semua kandungan susu formula tersebut belum terbukti bermanfaat bagi kecerdasan anak/bayi. Berikut sedikit kutipan dari blog-nya.
American Council on Science and Health memiliki pandangan ”the current data has not consistently shown that supplementation of formulas with DHA and AA has a lasting beneficial effect on infant development” juga hal lain seperti keamanan menambahkan asam lemak dalam susu formula belum teruji.

Formula Pembodohan
Saya pernah mendengar fenomena gempuran produsen susu formula ke rumah sakit, tapi saya tidak pernah membayangkan hingga sejauh ini....

Katakan Tidak pada Promosi Susu Formula
Apalagi bagi anda yang bertekad untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Jangan sungkan (jangan! itu hak anda!) untuk merepotkan diri, mengingatkan perawat bahwa anda akan memberikan ASI eksklusif. Jika perawat berganti giliran (shift), mereka bisa menggunakan alasan 'tidak tahu' jika anda kurang 'cerewet' mengingatkan. Akan menjadi ideal jika ibu dapat memilih rawat-gabung (rooming in)....

Pernyataan WHO tentang kemungkinan pemberian Susu Formula pada situasi genting/darurat
Dalam situasi bencana, seperti setelah Tsunami di Aceh, dimungkinkan pemberian Susu Formula kepada bayi, dengan aturan sebagai berikut:

  1. Telah dilakukan penilaian terhadap status menyusui dari ibu, dan relaktasi tidak memungkinkan.
  2. Diberikan hanya kepada anak yang tidak dapat menyusu, misalnya: anak piatu dll
  3. Bagi bayi piatu dan bayi yang ibunya tidak lagi bisa menyusui, persediaan susu formula harus dijamin selama bayi membutuhkannya.
  4. Diusahakan agar pemberian susu formula dibawah supervisi dan monitoring yang ketat oleh tenaga kesehatan terlatih.
  5. Ibu atau pengasuh bayi perlu diberi informasi yang memadai dan konseling tentang cara penyajian susu formula yang aman dan praktek pemberian makan bayi yang tepat.
  6. Hanya susu formula yang memenuhi standar Codex Alimentarius yang bisa diterima.
  7. Sedapat mungkin susu formula yang di produksi oleh pabrik yang melanggar Kode Internasional Pemasaran Susu Formula jangan/tidak boleh diterima.
  8. Jika ada pengecualian untuk butir diatas, pabrik tersebut sama sekali tidak diperbolehkan mempromosikan susu formulanya.
  9. Susu Kental Manis dan Susu cair tidak boleh diberikan kepada bayi berumur kurang dari 12 bulan.
  10. Susu formula diberi label dengan petunjuk yang jelas tentang cara penyajian, masa kadaluwarsa minimal 1 tahun, dalam bahasa yang dimengerti oleh ibu, pengasuh atau keluarga.
  11. Botol dan dot tidak boleh di distribusikan dan tidak dianjurkan untuk digunakan. Pemberian susu formula hendaknya menggunakan cangkir atau gelas.
  12. Untuk mengurangi bahaya pemberian susu formula, beberapa hal dibawah ini sebisa mungkin dipenuhi:
  • Gunakan cangkir atau gelas yang mudah dibersihkan, diberikan sabun untuk mencuci.
  • Alat yang bersih untuk membuat susu dan menyimpannya.
  • Sediakan alat untuk menakar air dan susu bubuk (jangan gunakan botol susu).
  • Bahan bakar dan air bersih yang cukup (bila memungkinkan gunakan air dalam kemasan).
  • Kunjungan ulang untuk perawatan tambahan dan konseling.
  • Lanjutkan promosi menyusui untuk menghindari penggunaan susu formula bagi bayi yang ibunya masih bisa menyusui.
Susu bubuk skim tidak boleh diberikan sebagai komoditas tunggal atau sebagai bagian dari distribusi makanan secara umum, karena dikhawatirkan akan digunakan sebagai pengganti ASI.

Rekomendasi tersebut diatas didasarkan pada Kode Internasional Pemasaran Susu Formula, World Health Assembly (WHA) tahun 1994 and 1996, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Pemasaran Pengganti ASI, dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2004 tentang Pemberian ASI Eksklusif. pada bayi di Indonesia. WHA ke 47 menyatakan:

”Pada operasi penanggulangan bencana, pemberian ASI pada bayi harus dilindungi, dipromosikan dan didukung. Semua sumbangan susu formula atau produk lain dalam lingkup Kode, hanya boleh diberikan dalam keadaan terbatas.”

Serba-serbi Susu Formula dari Asuh Indonesia
Anda sebaiknya mendiskusikan terlebih dahulu dengan dokter atau ahli kesehatan lain tentang jenis makanan suplemen yang paling tepat untuk bayi anda. Para profesional kesehatan, seperti yang dianjurkan oleh Badan Kesehatan Internasional akan menyarankan pemberian ASI karena ASI tetap menjadi pilihan terbaik untuk bayi anda, dan sebaiknya diberikan secara ASI eksklusif selama enam bulan pertama, dan setelah itu dengan MPASI hingga dua tahun atau lebih...

Waspadai Promosi Susu Formula
Tiwi menambahkan, baik laktosa maupun DHA/AA hanya hadir lengkap dengan enzim-enzimnya dalam ASI. "Susu formula jenis apa pun, semahal apa pun, meski dibuat semirip mungkin dengan ASI, tetap saja tak ada enzimnya. Jadi, satu-satunya nutrisi terbaik untuk bayi memang hanya ASI," katanya....

Rancangan PP tentang Pemasaran Susu Formula
Sejak pertengahan November lalu, pemerintah mulai membahas Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pemasaran Susu Formula yang disusun Koalisi Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli ASI dua tahun lalu...

Pilihan Susu Formula
Produk susu itu menawarkan formula-formula yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan kecerdasan mereka. Tapi Anda mesti berhati-hati. Salah memahami, bisa jadi hasil yang diinginkan malah tak bisa dituai. Pertama-tama, mari memahami istilah-istilah yang sering muncul pada iklan-iklan susu bayi. Probiotik, adalah satu yang sering disebut di iklan. Probiotik adalah bakteri baik yang dikonsumsi harus dalam keadaan hidup dan tetap hidup saat mencapai saluran usus...

Pengaruh Negatif Susu AA dan DHA
Tingkat konsumsi Docosahexanoic Acid (DHA) yang berlebihan akan membahayakan metabolisme tubuh. Sebab tubuh terpaksa dibebani pekerjaan yang lebih berat untuk mengeluarkan asam lemak esensial tersebut...

Laporan IBFAN tentang pelanggaran promosi Susu Formula di Indonesia (2004)

ASI: Hak Anak, Kemandirian, dan Kekerasan terhadap Perempuan

Oleh: Neni Utami Adiningsih*

MUNGKIN ada yang bingung membaca judul di atas, mempertanyakan relasinya. Tentu saja ada, sangat erat malah. Berawal dari kenyataan bahwa kian hari semakin kerap terungkap kasus kekerasan terhadap perempuan baik secara verbal, fisik, seksual, juga ekonomi. Catatan Akhir tahun 2003, Mitra Perempuan mengungkapkan, umumnya kekerasan tersebut dialami oleh para istri. Ironisnya, 82,9 persen pelaku kekerasan adalah suaminya sendiri.

Banyak analisis yang menyimpulkan bahwa yang memperbesar kemungkinan terjadinya kekerasan terhadap istri adalah ketidakmandirian istri, terlalu bergantung kepada suami, terutama dalam hal ekonomi. Aktivitasnya di rumah, melakukan pekerjaan domestik, yang notabene tidak menghasilkan uang, memang membuatnya secara ekonomi sangat bergantung pada "kebaikan hati" suami.

Kondisi kebergantungan ini, ditambah lagi dengan budaya patriakhi yang masih sangat kuat membuat suami menjadi "begitu berkuasa". Dengan keadaan seperti itu, jangankan mengambil keputusan, berpendapat pun belum tentu istri mempunyai keberanian, sekalipun sebenarnya ia tidak setuju dengan keinginan suami.

Dengan dilatarbelakangi oleh pemahaman seperti itulah kemudian ramai disosialisasikan agar perempuan mempunyai kemandirian. Tentu ini bukan hal yang keliru. Permasalahannya adalah selama ini kemandirian perempuan diartikan sangat sempit, hanya diidentikkan dengan kemampuannya untuk menghidupi diri sendiri, kemampuannya untuk mencari uang.

Akibatnya, semakin banyak saja perempuan yang bekerja mencari uang. Bahkan data mutakhir menunjukkan, angka percepatan angkatan kerja perempuan sudah lebih tinggi daripada laki-laki, yaitu sebesar 5,5 persen sedangkan laki-laki hanya 3,7 persen.

Di sisi lain, kodrat perempuan adalah bisa hamil, melahirkan dan menyusui. Dengan kondisi di mana semakin banyak perempuan (termasuk yang sudah menjadi ibu) yang bekerja di ruang publik, semakin kecil juga kesempatan bagi mereka untuk menyusui (bukan sekadar memberi ASI dengan botol dot atau sendok!) anaknya secara eksklusif.

Data dari Prof Rulina Suradi, SpA (K) IBCLC, konsultan neonatology RSCM menunjukkan bahwa jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif tidak lebih dari dua persen dari jumlah total ibu melahirkan (Media Online, 3/8/04). Kondisi ini lebih rendah dari prediksi Unicef yang sekitar tiga persen. Rata-rata ibu menyusui anaknya hanya selama 1,7 bulan (Suara Karya, 22/8/2002). Tentu saja hal ini dapat mereduksi potensi anak baik dari segi fisik, intelektual juga psikis.

Hal ini tidak bisa dibiarkan, sebab telah melanggar hak anak. Aktivitas menyusui sesungguhnya adalah implementasi dari Konvensi Hak Anak -KHA- (Convention on the Rights of the Child) khususnya pasal 6 dan pasal 24 (2.a, 2.c), yaitu tentang upaya pemberian makanan yang terbaik, bergizi serta pengasuhan yang optimal. Pemerintah Indonesia telah meratifikasi KHA ini pada tanggal 25 Agustus 1990 (14 tahun lalu).


Pemahaman Baru

Seiring dengan makin menguatnya nuansa "kemandirian", semakin santer pendapat bahwa adalah hak asasi sang ibu, bila ia tidak mau menyusui anaknya. Benarkah pendapat ini? Tentu saja tidak.

Memang benar bila adalah hak asasi setiap perempuan untuk mau atau tidak mau mempunyai anak. Namun kalau kemudian ia memutuskan untuk memiliki anak, ia berkewajiban untuk menyusuinya, dan menjadi hak asasi bayi untuk mendapatkan ASI.

Bukankah ia (bersama suaminya) yang menginginkan bayi? Setiap orang dapat memberikan makanan/minuman pengganti ASI (PASI) kepada bayi, namun siapakah yang dapat menyusuinya selain ibunya? Selain itu tidak ada satu pun PASI yang mampu melebihi kualitas ASI baik dalam hal kelengkapan dan ketepatan komposisi, tingkat higienitas maupun dampak psikologis bagi anak.

Karena bayi tidak bisa protes, sekalipun ia tidak mendapatkan haknya atas ASI, maka menjadi tugas kita semua, terutama pemerintah, agar hal tersebut tidak terjadi. Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan.

Pertama, memperbaiki definisi "ibu bekerja", dengan memasukkan definisi lain dari bekerja yaitu 'apa yang dilakukan / diperbuat' (Kamus Besar Bahasa Indonesia/Balai Pustaka, 1989). Melalui definisi inilah, aktivitas ibu di rumah (termasuk aktivitas menyusui) dapat diartikan sebagai "bekerja". Melalui definisi ini pula, mereka dapat mengadopsi kemandirian.

Dengan redefinisi ini diharapkan para ibu rumah tangga akan merasakan kebanggaan yang luar biasa ketika ia sedang bekerja menyusui anak-anaknya. Kebanggaan itu akan menumbuhkan rasa percaya dirinya. Kondisi ini, selain akan semakin memperlancar keluarnya ASI juga akan membuatnya berani berpendapat bahkan mengambil keputusan.

"Tuntutan" agar aktivitas menyusui juga dianggap sebagai aktivitas bekerja tidaklah mengada-ada. Memang benar bahwa aktivitas menyusui tidak menghasilkan uang. Benar pula bahwa yang 'tampak' dari aktivitas menyusui, yang umumnya dilakukan di rumah, adalah seorang ibu yang sedang duduk santai (bahkan tiduran).

Namun tidaklah benar bila kemudian dianggap sebagai kegiatan yang kontraproduktif, yang tidak berguna, yang membuang-buang waktu. Karena dalam kondisi "santai" tersebut sesungguhnya tubuh seorang ibu berubah menjadi sebuah "pabrik".

Bukankah ketika itu tubuh ibu sedang meramu aneka bahan yang ada dalam tubuhnya yang pada akhirnya dikeluarkan dalam bentuk ASI. Bahkan seandainya asupan makanan ibu kekurangan zat tertentu (kalsium misalnya), tetap saja ASI yang dihasilkannya berkualitas sebab kekurangan zat tersebut (misalnya kalsium) akan diambilkan dari cadangan (yaitu deposit kalsium dalam tulang) yang ada dalam tubuh sang ibu.

Dengan kondisi nyata ini maka sangatlah layak bila aktivitas menyusui juga dianggap sebagai pekerjaan yang produktif. Itu sebabnya dalam bukunya Patriarchy and Accumulation on a World Scale (1986), M Mies berpendapat bahwa seharusnya menyusui tidak hanya dipandang sebagai fungsi fisiologi ataupun reproduktif semata, tetapi juga merupakan kegiatan produktif.

Kedua, memperhitungkan penggunaan waktu dan fisik seorang ibu ketika ia melakukan aktivitas menyusui, sebagai konsekuensi dari proses redefinisi. Hal ini karena sepertihalnya perempuan yang bekerja untuk mendapatkan uang, tubuh seorang ibu mempunyai kemampuan yang terbatas dan mesti "dirawat", baik melalui gizi yang baik maupun istirahat yang cukup.

Ketiga, mengubah ke- biasaan di masyarakat guna memperbaiki kedudukan dan kondisi ibu. Saat ini, dalam hal distribusi pangan dan perawatan kesehatan, masyarakat umumnya masih mendahulukan bapak/suami daripada anak, apalagi ibu walaupun ia sedang hamil / menyusui.

Kebiasaan ini harus diubah dengan menyamakan hak semua anggota keluarga bahkan memprioritaskan ibu ketika ia sedang hamil/ menyusui. Bukankah ketika itu, ibu memerlukan makanan bergizi yang lebih banyak?

Keempat, mengangkat aktivitas ibu di ruang domestik sebagai salah satu persoalan feminis. Langkah ini akan mempercepat realisasi proses redefinisi kata 'ibu bekerja'. Dalam artikelnya, Feminism and Motherhood (1981), Stuart-Hagge mengartikan feminis sebagai suatu kebutuhan untuk aktualisasi diri.

Menurutnya, seorang perempuan yang memilih peran ibu rumah tangga sebagai karir, bekerja di ruang domestik, sesungguhnya telah memperlihatkan feminisme dalam bentuk yang paling mendasar.


Seharusnya, minimnya atensi terhadap aktivitas menyusui (sebagai bagian dari aktivitas domestik) juga menjadi persoalan feminis. Bukankah aktivitas menyusui dapat mendorong sikap kemandirian perempuan, memantapkan kekuasaan perempuan untuk memutuskan sesuatu mengenai tubuhnya sendiri, menuntut adanya interpretasi baru atas pekerjaan perempuan serta dapat mengurangi subordinasi gender, dengan cara mengikis citra negatif kaum perempuan sebagai objek seks dan konsumen semata.

Kelima, menyosialisasikan agar para suami tidak merasa malu, tidak merasa canggung apalagi merasa rendah bila ia ikut membantu merawat bayinya entah menggendong, menggantikan popok, memandikan, memijat atau ikut menyendawakan bayi (setelah ia menyusu).

Langkah ini akan membuat para suami ikut merasakan beratnya pekerjaan istrinya. Dan tentu saja akan membuat ibu merasa bahwa perawatan anak adalah juga sebuah 'pekerjaan' penting. Apresiasi suami terhadap aktivitas istri di rumah, pada gilirannya akan menumbuhkan harga diri dan rasa percaya diri pada istri.

Dengan langkah-langkah di atas, saya berharap akan tumbuh pemahaman bahwa untuk mempunyai kemandirian, seorang perempuan tidak hanya mempunyai satu jalan, yaitu harus membuktikan bahwa ia mampu mencari uang. Kemandirian seorang perempuan tidak boleh hanya diidentikkan dengan ketidakkebergantungannya dalam hal ekonomi.

Kondisi ini, selain membuatnya mampu memenuhi hak anaknya atas ASI, juga akan membuatnya berani berpendapat, mengambil keputusan dan tentu saja melawan bila ia mengalami kekerasan, apa pun bentuknya.


*Penulis adalah ibu rumah tangga yang sangat berminat pada masalah anak, perempuan dan keluarga.

Sumber: Dirjen HAM, Departemen Hukum & HAM