3 Kunci suami mendukung istri menyusui



Salah satu pengelola Ayah ASI Indonesia (dengan akun Twitter@ID_AyahASI), Aditia Sudarto, sempat berbagi tentang pengalamannya mendukung istri menyusui, melalui akun Twitter @siadit. Berikut ini rangkuman 3 kunci peran suami saat mendampingi istri yang menyusui:

  1. Menjadi pendengar yang baik. Umumnya, para istri rajin mengikuti informasi seputar ASI, dari berbagai sumber seperti forum atau mailing list. Mendengarkan dan memahami informasi yang mereka dapatkan, bisa menjadi tahap awal dukungan suami. Selain mendapat pengetahuan, kelak bisa membantu istri memilah informasi dengan bijaksana. 
  2. Meredam gengsi. Soal ASI biasanya ditautkan dengan urusan perempuan, sehingga lelaki mudah merasa gengsi saat terlihat memerhatikan hal ini. Buang rasa gengsi, karena relasi antar anggota keluarga yang baik berawal dari proses menyusui. 
  3. Menjadi guardian angel. Proses menyusui sangat melelahkan untuk istri, dampingi dengan sabar. Perkaya diri dengan informasi, melindungi, menenangkan, memijat, dan menyenangkan istri dengan hal-hal yang ia suka.

Sumber: Beritagar.com

Cakupan ASI eksklusif tahun 2013 hanya 30,2 persen



Dalam rangka peringatan Hari Ibu ke-85 yang biasanya diperingati pada 22 Desember, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi memberi penghargaan kepada 22 pengelola terbaik Rumah Sakit (RS) Sayang Ibu dan Bayi dari berbagai daerah di tanah air. Penghargaan disampaikan hari ini di Jakarta, Senin (16/12/2013).

Dilansir Antara, dalam kesempatan itu Menkes juga meminta pengelola kesehatan khususnya di rumah sakit ibu dan bayi untuk menerapkan dan mensosialisasikan pentingnya pemberian Air Susu Ibu (ASI), serta program Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada ibu yang baru melahirkan.

Himbauan ini terkait rendahnya pemberian ASI pada bayi di Indonesia. "Terus terang, saya risau. Angka pemberian ASI pada tahun lalu masih rendah," ujar Menkes seperti dikutip Republika Online. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, angka pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 6 bulan "hanya" mencapai angka 30,2%.

Sumber: Beritagar.com

Mengapa ASI Eksklusif kini selama 6 bulan

inherchucks.com 

Oleh: Lastri Swastanita

Hari itu saya bersama beberapa  orang teman mengadakan pertemuan dengan ibu-ibu di sebuah Desa kecil, di tepian pantai Pameungpeuk Garut. Ceritanya kami sedang menjalani tugas Kuliah Kerja Nyata aka KKN, setelah ngobrol-ngobrol santai dengan kader posyandu setempat, mereka kesulitan memberikan edukasi pada ibu-ibu mengenai gizi untuk bayinya.

“Dok, bayi-bayi di sini umur 3 bulan sudah mulai dikasih nasi.”

Jedeeeng! Bagi sebagian kita yang sudah faham tentang dunia ASI Eksklusif mungkin respon pertama yang akan tercipta: geleng-geleng. Hehe. Sebagian kalangan ternyata belum memahami betul bagaimana seluk beluk mengenai ASI Eksklusif.  Anjuran baru mengenai pemberian ASI sudah digulirkan oleh American Academy of Pediatrics (AAP) sejak tahun 1997.

Seperti yang sudah kita ketahui, periode ASI Ekslusif merupakan masa-masa dimana bayi hanya mendapatkan ASI sebagai sumber makanan dan minumannya. Bahkan jika bayi kita mendapat air putih dalam periode tersebut, gugurlah dia sebagai kandidat bayi ASI Eksklusif. Namun terdapat pengecualian, bayi diperbolehkan minum air dan obat apabila sedang sakit dan membutuhkan pengobatan dengan pemberian obat.

Sebelum tahun 2001, WHO menganjurkan pemberian ASI Ekslusif cukup sampai 4 bulan pertama.  Lalu mengapa WHO kini merekomendasikan ASI Eksklusif diberikan selama 6 bulan? WHO telah mempelajari berbagai penelitian yang membandingkan bayi-bayi yang diberi ASI Eksklusif selama 3-4 bulan dengan lama pemberian 6 bulan.  Setelah dilakukan beberapa studi dan rekomendasi berbagai ahli, pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan mengurangi angka kesakitan bayi akibat infeksi saluran pencernaan dan saluran napas. Akhirnya WHO menetapkan batasan periode ASI Eksklusif menjadi 6 bulan.

Seperti apa sih ASI melindungi bayi dari infeksi saluran pencernaan? Ternyata ASI mengandung antibodi yang berguna melindungi tubuh dari serangan bakteri dan virus. Sebut saja dia immunoglobulin A (IgA), tentara kita yang memiliki komponen yang bisa menghambat pertumbuhan virus. Canggihnya lagi, IgA dapat mencegah penempelan mikroorganisme pada dinding usus kita.

Antibodi inilah yang melindungi bayi dari serangan diare, juga penyakit lain seperti otitis media (infeksi telinga tengah), pneumonia (peradangan paru akibat infeksi bakteri), sampai mengurangi risiko meningitis (infeksi selaput otak) selama usia 1 tahun pertama.

Tidak berlebihan jika kita katakan bahwa ASI merupakan penyebab kematian ribuan makhluk hidup. Tapi jangan salah, makhluk hidup yang saya maksud disini adalah bakteri Escherichia coli yang dibunuh oleh sel-sel darah putih yang terkandung dalam ASI, yaitu makrofag dan neutrofil. E. coli ini kuman penyebab diare yang mematikan pada bayi baru lahir.

“Boleh tidak dok kalau saya ganti ASI dengan susu sapi?”

Ketika kita mengantikan ASI dengan susu sapi, tentara-tentara pelindung pada susu sapi tidak akan berkerja terlalu banyak. Kenapa? Karena mereka secara alami akan dihancurkan dalam tubuh kita.
Kabar bahagianya, buat ibu-ibu nih, memberikan ASI Eksklusif dapat menunda siklus menstruasi sehingga program ini bisa digunakan sebagai kontrasepsi alami.

Kabar gembira terakhir, hal ini berkaitan dengan sebagian ibu-ibu yang cemas akan kegemukan setelah proses kehamilan dan persalinan, tenaaaaangg… ASI Eksklusif selama 6 bulan akan mempercepat penurunan berat badan pasca salin. Jadi sudah tidak ada keraguan kan untuk ber ASI Eksklusif?