Memerah ASI dengan Tangan

Ibu yang harus kembali bekerja harus mengeluarkan ASI-nya agar sang bayi dapat tetap memperoleh ASI eksklusif. ASI yang dikeluarkan disimpan dan diberikan kepada bayi dengan menggunakan sendok atau pipet oleh orang laiin karena ibu sedang bekerja.


Kadang-kadang ASI dalam payudara sedemikian penuhnya sehingga menyebabkan rasa sakit. Jika tidak dikeluarkan, ASI yang penuh justru dapat membahayakan karena dapat menyebabkan saluran ASI tersumbat.

Payudara yang penuh dengan ASI juga dapat menyulitkan bayi untuk menyusu. Jika payudara terasa terlalu penuh, keluarkan sedikit ASI terlebih dahulu sebelum menyusui bayi. Mengeluarkan ASI juga adalah cara yang baik digunakan untuk mempertahankan produksi ASI, selain menyusui bayi.

Manfaat Memerah ASI

  • Mengurangi bengkak pada payudara; ;
  • Mengurangi sumbatan atau ASI statis; ;
  • Sambil diberi ASI perah, bayi belajar menyusu dari puting yang terbenam;
  • Bayi yang mengalami kesulitan dalam koordinasi menyusu, dapat diberi ASI perah terlebih dahulu;
  • Bayi yang menolak menyusu, dapat diberi ASI perah dulu, sambil belajar menyukai proses menyusu;
  • Bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) yang tidak bisa menyusu, dapat diberi ASI perah;
  • Bayi yang sakit dapat diberi ASI perah, ketika tidak mendapat ASI yang cukup dari kegiatan menyusu langsung pada ibu;
  • Mempertahankan pasokan ASI ketika bayi atau ibunya sakit;
  • Ketika ibu bekerja, bayi tetap mendapat ASI yang diperah;
  • Mencegah ASI menetes ketika ibu jauh dari bayinya;
  • Membantu bayi melekat pada payudara yang penuh;
  • Memberi ASI langsung ke mulut bayi, dengan cara diperah;
  • Mencegah puting dan areola menjadi kering dan lecet.
Berikut langkah-langkah Memerah ASI dengan Tangan:
  1. Sterilkan wadah ASI. Masaklah air hingga mendidih selama 20 menit. Isikan air mendidih ini ke dalam wadah yang hendak disterilkan, secara perlahan-lahan (agar tidak pecah). Biarkan selama beberapa menit, kemudian buanglah air tersebut.

  2. Cucilah tangan dengan benar, sebelum menyentuh payudara dan wadah ASI. Mencuci tangan setelah memegang payudara atau wadah ASI, akan memungkinkan kotoran berpindah ke payudara atau wadah ASI. Cara mencuci tangan: basahi kedua tangan dengan air mengalir, gosok dengan sabun hingga ke sela jari dan kuku, bilaslah dengan air mengalir hingga bersih, lalu keringkan dengan lap yang bersih.

  3. Pilihlah tempat yang tenang, agar tidak terganggu. Mengeluarkan ASI akan sangat terbantu apabila pikiran Anda tidak terganggu oleh hal-hal lain.

  4. Santailah dan pikirkan sang bayi. ASI akan lebih mudah keluar jika perasaan (emosi) ibu dalam keadaan baik. Kondisi santai ibu akan membuat perasaan damai. Pikirkanlah betapa lucu dan menggemaskannya bayi Anda. Dengan memikirkan sang bayi, perasaan kecintaan ibu kepada bayi muncul dalam pikiran ibu. Santai dan kecintaan ibu dapat membantu mempermudah keluarnya ASI. Sebaliknya, jika pikiran ibu mengkhawatirkan masalah lain, tidak akan membantu mempermudah keluarnya ASI atau malah mempersulit. Keadaan ibu yang santai dan memikirkan sang bayi akan membantu pelepasan hormon oksitosin, yang kemudian akan melancarkan pengeluaran ASI.

  5. Lakukan pijatan ringan dengan ujung jari atau kepalan tangan, mulai dari pangkal payudara mengarah ke areola. Lakukan pijatan ringan ini di sekeliling payudara. Pada peristiwa menyusui, sedotan bayi pada payudara akan menimbulkan pelepasan hormon oksitosin. Dengan demikian, sedotan bayi pada payudara lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan pemerahan ASI. Pada pemerahan ASI, pelepasan hormon oksitosin perlu dirangsang karena tidak ada rangsangan dari sedotan bayi. Tindakan pijatan ringan dengan ujung jari atau kepalan tangan ini dimaksudkan untuk merangsang pelepasan hormon oksitosin.


  6. Dengan ibu jari di tepi luar areola sisi atas dan telunjuk di tepi luar areola sisi lainnya, tekan ke arah dada. Payudara yang ditekan ke belakang (ke arah dada) akan mendesak air susu ibu di dalam payudara ke arah depan.


  7. Peras bagian luar areola dengan ibu jari dan telunjuk, kemudian longgarkan tekanan; Air susu ibu (akan) keluar dari saluran ASI (di bawah bagian dalam areola) ketika bagian luar areola tersebut ditekan/diperah. Ibu seharusnya tidak merasa sakit/nyeri. Jangan memijit puting, karena dapat menyebabkan rasa nyeri atau bahkan lecet!


  8. Ulangi gerakan tekan-peras-longgarkan – tekan-peras-longgarkan, di sekeliling areola dari semua sisi. Setelah melakukan gerakan tekan-peras-longgarkan, alihkanlah posisi ibu jari dan telunjuk sedemikian rupa sehingga gerakan tersebut dilakukan di sekeliling areola. Pada awalnya mungkin ASI tidak keluar, jangan berhenti! Setelah beberapa kali ASI akan keluar. Ini seperti pompa air tradisional, pada pompaan awal air tidak keluar karena masih dalam perjalanan. Pada pompaan berikut-berikutnya air akan keluar. Begitu pula ASI. ASI yang berhasil dikeluarkan dengan memerahnya, pada saat pertama kali mungkin tidak banyak. Dengan latihan, Ibu akan berhasil mengeluarkan lebih banyak ASI. Jika mengeluarkan ASI dilakukan karena ibu harus kembali bekerja, lakukan pemerahan ASI ini 2 minggu sebelum bekerja. Dengan demikian, pada saat ibu mulai bekerja, ibu sudah dapat cukup banyak ASI untuk bayi yang ditinggal bekerja.

  9. Setelah memerah, simpanlah hasil perahan dengan baik agar dapat bertahan lama!
Sumber: Paket-Modul Kegiatan IMD & ASI Eksklusif 6 bulan. Dept. Kesehatan - HSP/USAID.

Reblog this post [with Zemanta]