The Importance of Skin to Skin Contact (1)

Diterjemahkan dari artikel yang judulnya sama, dari Dr. Jack Newman yang dimuat di BCLAC Newsletter, Spring 2005.

Telah banyak penelitian yang berhasil mengungkapkan bahwa ibu dan bayi harus disatukan, bersentuhan antara kulit bayi dengan kulit ibu, dalam kondisi bayi tidak dibungkus apapun. Proses kontak kulit ke kulit ini dilakukan segera setelah sang bayi lahir. Jika ini dilakukan, sang bayi tampak lebih bahagia, suhu tubuhnya lebih stabil dan normal, detak jantung dan irama nafasnya juga lebih beraturan dan stabil. Selain itu kandungan gula dalam darah bayi juga cenderung lebih baik.

Tidak hanya itu, kontak kulit ke kulit segera setelah bayi lahir juga memungkinkan kolonisasi bakteri yang tidak berbahaya dari tubuh ibu ke tubuh bayi. Ditambah dengan proses menyusu dini oleh si bayi, akan sangat bermanfaat bagi bayi untuk menghindari berbagai macam alergi. Kalau bayi ditempatkan pada inkubator, kulit dan usus bayi akan terinfeksi bakteri yang berbeda dengan bakteri dari kulit ibu.

Tidak hanya berlaku pada bayi yang normal, pada bayi-bayi prematur pun hal ini bisa dilakukan. Kontak kulit ke kulit dan metode kanguru, merupakan faktor penting yang dapat mengatasi situasi prematur si bayi. Bahkan jika si bayi harus mendapat pertolongan oksigen dari selang, bayi tetap dapat diberi sentuhan kulit ke kulit dengan ibunya. Dengan kontak kulit ke kulit, bayi prematur yang masih menggunakan selang dapat mengurangi ketergantungannya pada selang oksigen, dan meningkatkan stabilitas kondisi bayi.

Dari sisi menyusui, bayi yang mengalami kontak kulit ke kulit segera setelah dilahirkan paling tidak selama 1 jam, cenderung mampu menemukan sendiri puting ibunya, dan mengambil posisi menyusu dengan benar. Dengan catatan si ibu tidak sedang dalam perawatan medis yang mengharuskannya meminum berbagai obat-obat kimiawi. Bayi yang posisi mulutnya benar pada saat menyusu - diistilahkan sebagai perlekatan - akan mendapat air susu ibunya dengan lebih mudah.

Ketika produksi ASI si ibu berlimpah, bayi dapat memperoleh banyak susu meskipun posisi mulutnya pada areola dan puting ibu tidak sempurna. Tetapi hal ini cenderung berdampak buruk pada ibu, terutama kemungkinan terjadinya penyumbatan pada milk duct dan mastitis.

(bersambung)