Kembalilah ke ASI

Heboh seputar E. Sakazakii menyulut banyak pro dan kontra. Menkes sendiri memilih bereaksi seolah-olah kasus ini dilatarbelakangi oleh konspirasi antara IPB dengan produsen Susu Formula. Sementara IPB menolak mentah-mentah tuduhan itu. IPB sendiri mengklaim bahwa penelitian mereka dibiayai oleh pemerintah, karenanya mereka merasa berkewajiban mempertanggungjawabkan hasil penelitian mereka kepada publik.

Keluar dari kontroversi ini, sebenarnya pesan utama apa yang harus kita cermati? Saya tetap beranggapan bahwa hikmah dari semua ini adalah kembali ke ASI. Terlepas dari baik atau buruk, Susu Formula adalah produk yang diposisikan sebagai pengganti ASI, hanya jika ibu tidak memungkinkan secara medis untuk menyusui sendiri. Selain itu, tidak perlu khawatir bahwa ASI tidak bisa memenuhi segala kebutuhan bayi, terutama yang berumur 0-6 bulan.

Selain itu, sudah menjadi hak bayi untuk mendapatkan ASI. Dan menjadi kewajiban orang tua, dalam hal ini Ibu untuk menyusui anaknya. Dalam kondisi apapun, Ibu masih dapat menyusui anaknya dengan ASI, bahkan jika si ibu bekerja. Ibu masih dapat memerah ASI-nya, pagi sebelum bekerja, agar dapat dikonsumsi bayi selama ibu masih di kantor. ASI yang mampu bertahan 8 jam dalam kondisi normal, memungkinkan untuk diberikan kepada bayi, menggunakan sendok atau cangkir. Jangan gunakan botol susu, karena karakteristik puting Ibu tidak akan bisa digantikan oleh botol susu, secanggih apapun itu.

Susu Formula, selain terdiri dari susu sapi, juga memuat banyak unsur kimia yang tidak alami. Kandungan susu formula, meskipun tampak hebat melalui iklannya, sama sekali tidak akrab di perut bayi. Berbagai kandungan 'hebat' itu, sebenarnya hanya mencontek kandungan ASI. Tapi satu hal yang tak bisa dicontek, yaitu berbagai enzim yang sangat penting membantu perut bayi mencerna apa yang masuk ke dalamnya. Sehebabt apapun cairan yang masuk, tanpa enzim-enzim ini hanya akan menjadi sampah di perut bayi.

Berita dari Tempointeraktif, yang berjudul "Tingkat Ibu Menyusui Masih Rendah", menurut saya jauh lebih penting untuk dicermati. Saya akan memilih untuk mencurahkan tenaga dalam mengatasi itu, daripada menghabiskan energi untuk bicara soal konspirasi.

Namanya juga buatan manusia, selalu ada keterbatasan. Tidak ada yang sempurna, kecuali buatan Tuhan. ASI jelas Made by God, not made by corporate. Salam ASI!

Lihat juga:

  1. Tips menyusui untuk ibu bekerja
  2. ASI Eksklusif pada ibu yang bekerja
  3. Kumpulan Tips Menyusui


Update berita Susu Formula dari Liputan6.com:
  1. 29/02/2008 15:04 Susu
    Aksi Teatrikal Waspada Susu Formula Digelar
  2. 28/02/2008 13:25 Susu
    BPOM Jatim Gelar Razia Susu Formula
  3. 27/02/2008 13:45 Susu
    BPOM Tak Bisa Umumkan Merek Susu Tercemar

Update dari Indopos.co.id
IPB: Susu Berbakteri Sudah Tak ada Di Pasar - 1 Maret 2008
Depkes, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), serta IPB menyebutkan bahwa susu yang menjadi sampel penelitian tersebut saat ini sudah tak ada di pasar. "Sampel untuk penelitian itu diambil pada 2003. Jadi, sekarang sudah tidak ada di pasaran," tegas dosen MIPA IPB Sri Budiarti di Kantor Depkominfo, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, kemarin (29/2).

AIMI Menggelar Aksi Damai "Kembali ke ASI" - 4 maret 2008
Yuk mariii kita tunjukkan kehebatan ASI dan kita tularkan semangat untuk kembali ke ASI ke banyak orang.. bergabung bersama Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) dalam Aksi Damai AIMI "Kembali ke ASI"yang bakal diadakan di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta pada hari Minggu, 9 Maret 2008 pukul 8-10 pagi.

Daftar Produk Susu Formula yang Berbahaya
Kasus Sakazaki memang sudah masih bergulir, semoga kesadaran masyarakat akan pentingnya ASI kian terbangun. itu harapan dari semua orang. karena Badan POM dan IPB tidak mau merinci produk apa saja yang terkontaminasi. maka akan lebih baik kita mengetahui beberapa produk yang pernah terkontaminasi di dunia. semoga membuka mata kita, bahwa memang susu formula tidak aman untuk bayi.